26 Juni 2016

Kecocokan Jodoh Menurut Matematika: Jawa, Sunda dan Bali

Jodoh adalah hal yang perlu untuk di bahas. Dalam mencari jodoh di perlukan banyak perhitungan dan pertimbangan yang cukup, agar jodoh sesuai dengan apa yang di inginkan. Dalam budaya Jawa, Sunda dan Bali di zaman dahulu ada perhitungan jodoh dengan cara menghitung hari lahir, nama dan lain-lain. Masing-masing memiliki aturan yang berbeda meski ada beberapa yang sama. Meskipun masing masing memiliki aturan yang berbeda namun pada prinsipnya tetap menggunakan perhitungan Matematika, yakni dengan menggunakan konsep modulo dimana perhitungan nya memperhatikan sisa dari perhitungan. 

Melihat fenomena ini, penulis berniat untuk melakukan perbandingan antara hasil perhitungan jodoh dengan macam-macam metode dari tiga budaya yang berbeda ini.

1. Perhitungan Jodoh di Jawa
Ramalan Primbon Jawa terkadang disebut juga dengan Paririmbon. Ramalan Primbon Jawa mengacu pada penanggalan atau Kalender Jawa yang diciptakan pada era pemerintah Sultan Agung Mataram. Penggunaan sistem penanggalan Jawa pada era pemerintahan Sultan Agung Mataram ini merupakan awal terciptanya sistem peramalan primbon Jawa berdasarkan kalender Jawa bahwa Kalender Jawa ini serupa dengan Kalender Hijriyah (Kalender Umat Muslim). Kalender yang diciptakan pada masa Sultan Agung Mataram ini juga disebut sebagai Aboge/Kalender Sultan Agung. 

Prinsip perhitungan jodoh yang digunakan di Jawa menggunakan perhitungan weton atau wetonan. Weton merupakan gabungan dari tujuh hari dalam seminggu (dimulai dari hari Minggu/Ahad, Senin, Selasa, rabu, Kamis, Jumat dan Sabtu) dengan lima hari pasaran Jawa (Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon).

Cara perhitungannya adalah :
  • Hari dan Pasaran kelahiran pasangan pria dan wanita masing-masing diangkakan sesuai dengan Tabel A dan Tabel B, kemudian dijumlah.
  • Jumlahnya di bagi 10. Jika di bagi 10 sisanya lebih dari 7, maka di bagi lagi dengan 7
  • Prinsipnya sisa tidak boleh lebih dari 7
  • Cocokkan sisanya dengan hasil yang ada pada tabel C.


 
Tabel C

Pada tabel C no 5, ada yang dinamakan satriya wiring dimana maksud nya pasangan dengan hasil ini akan banyak mengalami dukacita dan kewirangan, kewirangan berasal dari kata dasar wirang yang artinya malu, banyak mengalami kewirangan artinya banyak mendapat hal yang memalukan.
 
2. Perhitungan Jodoh dalam budaya Sunda
Ramalan jodoh pasangan ditentukan berdasarkan hari lahir dan namanya. Namun, untuk mengetahuinya diperlukan beberapa kode perhitungan. 

a. Kode babasan
Kode babasan merupakan kode yang nomor urutnya sangat berpengaruh. Kode ini digunakan setelah hasil perhitungan dibagi 7 dan sisanya dicocokkan dengan nomor urut pada kode ini, sehingga akan diketahui baik buruknya pasangan tersebut apabila bersama. 


b. Kode huruf
Kode huruf merupakan kode bahwa setiap huruf memiliki pasangan angkanya masing-masing. Adapun pasangan-pasangan tersebut telah diatur dan disusun dalam aturan aksara Jawa yang tidak dapat diatur atau diubah kembali. Berikut merupakan pasangan-pasangan angka sesuai aturan aksara Sunda.
 

“Namun, untuk huruf vokal, karena tidak terdapat dalam aksara Jawa tersebut, maka untuk semua huruf vokal (A, I, U, E, O) mempunyai nilai 0 dan untuk huruf konsonan yang tidak terdapat dalam aksara jawab yaitu huruf F, Q, V, X dan Z  maka nilainya sama seperti dengan huruf yang ada dalam aksara jawab tersebut yang mempunyai bunyi pengucapan yang mirip”, tutur Bapak Yanto, seorang ahli primbon.

Seperti huruf F dan V mempunyai bunyi pengucapan yang sama dengan huruf P (Pa) yang artinya bahwa nilai dari F dan V sama dengan P yaitu 11. Begitu pun dengan huruf yang lainnya. Huruf Z sama dengan huruf J. huruf  Q dan X sama dengan huruf K.    


c. Kode hari
Kode hari merupakan kode bahwa setiap hari kelahiran mempunyai pasangan angka masing-masing.
Tabel Kode Hari


d. Cara perhitungan 
  • Hitung nama laki-laki berdasarkan kode huruf
  • Hitung nama perempuan berdasarkan kode huruf 
  • Jumlahkan hasil dari poin satu dan dua kemudian bagi 7 dan ambil sisanya. Cocokkan dengan nomor urut pada kode babasan dan apabila tidak bersisa atau sisanya 0, cocokkan dengan nomor urut 7 
  • Jumlahkan hari lahir perempuan dan laki-laki berdasarkan kode hari  
  • Jumlahkan poin tiga dan empat kemudian bagi 7 dan ambil sisanya kemudian cocokkan dengan kode babasan 
  • Hitung tempat tinggal dari keduanya berdasarkan kode huruf kemudian tambah dengan jumlah hari lahir dan jumlah nama,  selanjutnya bagi 7 dan ambil sisanya. Cocokkan dengan kode babasan. 
  • Apabila semua hasilnya baik, maka baik pula bagi keduanya. Namun, apabila ada satu yang kurang baik,  maka kurang baik pula bagi keduanya.
3. Perhitungan Jodoh dalam Budaya Bali
a. Perjodohan Berdasarkan Sapta Wara
Caranya, cari terlebih dahulu hari atau dina kelahiran lanang (laki-laki) dan wadon (perempuan), dan sesuaikan hasilnya dengan data di bawah ini :
  • Minggu-Minggu berakibat sering sakit-sakitan
  • Senin-Senin berakibat buruk
  • Selasa-Selasa berakibat buruk
  • Rabu-Rabu berakibat buruk
  • Kamis-Kamis berakibat yuana (awet), senang
  • Jumat-Jumat berakibat melarat
  • Sabtu-Sabtu berakibat yuana, senangMinggu-Senin berakibat banyak penyakit
  • Minggu - Selasa berakibat melarat
  • Minggu- Rabu berakibat yuana, senang
  • Minggu-Kamis berakibat konflik
  • Minggu-Jumat berakibat yuana, senang
  • Minggu-Sabtu berakibat melarat
  • Jumat-Sabtu berakibat celaka
  • Senen-Selasa berakibat yuana (rupawan), senang
  • Senen-Rabu berakibat beranak wadon (perempuan)
  • Senen Kamis berakibat disukai orang
  • Senen-Jumat berakibat yuana, senang
  • Senen-Sabtu berakibat rezekian
  • Selasa-Rabu berakibat kaya
  • Selasa-Kamis berakibat kaya
  • Selasa-Jumat berakibat pisah/cerai
  • Selasa-Sabtu berakibat sering konflik
  • Rabu-Kamis berakibat yuana, senang
  • Rabu-Jumat berakibat yuana, senang
  • Rabu-Sabtu berakibat baik
  • Kamis-Jumat berakibat yuana, senang
  • Kamis-Sabtu berakibat pisah/cerai.
b. Jodoh berdasar Gabungan Neptu Panca Wara dan Sapta Wara
Perhitungan dengan cara gabungan atau jumlah neptu (urip) Panca Wara dan Sapta Wara laki dan perempuan, kemudian dibagi 5. Dan sisa menujukan pengaruh yang ditimbulkan dari perjodohan.
  • Sisa 1 : SRI, berarti rumah tangga beroleh rezeki
  • Sisa 2 : DANA, berarti rumah tangga keadaan keuangan baik
  • Sisa 3 :LARA berarti anggota rumah tangga dalam kesusahan atau kesakitan
  • Sisa 4 : PATI berarti kesengsaraan, mungkin bisa menemui kematian atau kehilangan rezeki
  • Habis dibagi : LUNGGUH, berarti akan mendapatkan kedudukan.
c. Berdasarkan Jumlah Seluruh Neptu Dibagi Empat
Jumlah neptu Pancawara dan Sapta Wara Lanang di jumlah dengan Panca Wara dan Sapta Wara Wadon, kemudian dibagi 4, dan sisa menunjukan pengaruh yang ditimbulkan dari perjodohan sebagai berikut :
  • Sisa 1 disebut GENTO berarti jarang anak
  • Sisa 2 disebut PATI berarti banyak anak
  • Sisa 3 disebut SUGIH berarti banyak rezeki
  • Habis di bagi disebut PUNGGEL berarti kehilangan rezeki, cerai atau mati
d. Jodoh berdasarkan Pertemuan jumlah Neptu
Jumlah Neptu Sapta Wara dan Panca Wara laki, jumlah neptu Sapta Wara dan Panca Wara si perempuan masing-masing di bagi 9 (Sembilan), kemudian sisanya masing-masing dipertemukan :
  • 1 dengan 1 : saling mencintai
  • 1 dengan 2 : baik
  • 1 dengan 3 : rukun, jauh amerta
  • 1 dengan 4 : banyak celaka
  • 1 dengan 5 : cerai
  • 1 dengan 6 : jauh sandang pangan
  • 1 dengan 7 : banyak musuh
  • 1 dengan 8 : terombang-ambing
  • 1 dengan 9 : jadi tumpuan orang susah
  • 1 dengan 2 : dirgahayu, banyak rezeki
  • 2 dengan 3 : salah satu cepat mati
  • 2 denan 4 : banyak godaan
  • 2 dengan 5 : sering celaka
  • 2 dengan 6 : cepat kaya
  • 2 dengan 7 : anak-anak bayak mati
  • 2 dengan 8 : pendek rezeki
  • 2 dengan 9 : panjang rezeki
  • 3 dengan 3 : melarat
  • 3 dengan 4 : banyak cobaan/celaka
  • 3 dengan 5 : cepat cerai
  • 3 dengan 6 : mendapat nugraha
  • 3 dengan 7 : banyak godaan
  • 3 dengan 8 : salah satu cepat mati
  • 3 dengan 9 : kaya rezeki
  • 4 dengan 4 : sering sakit
  • 4 dengan 5 : banyak rencana
  • 4 dengan 6 : kaya, banyak rezeki
  • 4 dengan 7 : melarat
  • 4 dengan 8 : banyak rintangan
  • 4 dengan 9 : salah satu kalah
  • 5 dengan 5 : keberuntungan terus
  • 5 dengan 6 : terbatas/pendek rezeki
  • 5 dengan 7 : sandang pangan berkepanjangan
  • 5 dengan 8 : banyak rintangan
  • 5 dengan 9 : terbatas sandang pangan
  • 6 dengan 6 : besar goadaannya
  • 6 dengan 7 : rukun
  • 6 dengan 8 : banyak musuh
  • 6 dengan 9 : terombang-ambing
  • 7 dengan 7 : dikuasai istri
  • 7 dengan 8 : celaka akibat perbuatan sendiri
  • 7 dengan 9 : panjang jodoh dan berpahala
  • 8 dengan 8 : disenangi orang
  • 8 dengan9 : banyak celaka
  • 9 dengan 9 : susah rezeki
e. Jodoh Tri Premana
Petemon (pertemuan) laki-perempuan yang bernama Tri Premana ini didasarkan atas perhitungan jumlah neptu Panca Wara ditambah Sad Wara ditambah Sapta Wara dari weton (kelahiran) di pihak laki dan perempuan lalu di bagi 16 (enam belas) dan sisa dari pembagian memiliki makna sebagai berikut :
  • Sisa 1 bermakna diliputi kebimbangan, dalam keadaan suka dan duka, baik buruk, sehingga dituntut ketabahan.
  • Sisa 2 bermakna durlaba, rezeki seret, tapi suka melancong
  • Sisa 3 bermakna sering mendapat malu dan kecewa
  • Sisa 4 bermakna susah mendapatkan sentana (keturunan)
  • Sisa 5 bermakna merana, sering sakit
  • Sisa 6 bermakna merana sering sakit
  • Sisa 7 bermakna mengalami suka duka, baik buruk dalam perjalanan hidupnya menuju bahagia.
  • Sisa 8 bermakna sukar untuk memenuhi hajat hidupnya sehari-hari, bahkan sampai kekurangan (terak).
  • Sisa 9 bermakna kurang hati-hati, kesakitan tak henti-hentinya mewarnai hidupnya, sampai menimbulkan kekecewaan dan penyesalan hidup.
  • Sisa 10 bermakna mendapatkan wibawa serta disegani bagaikan raja/ratu yang berkuasa, sehingga dapat mengayomi keluarga.
  • Sisa 11 bermakna mendapat sukses dalam perjalanan hidup, tercapai citacitanya penuh kepuasan (sidha serta sabita).
  • Sisa 12 bermakna sedana nulus, rezeki lancar/gampang.
  • Sisa 13 bermakna dirgayusa, panjang umur, rezekinya berkepanjangan.
  • Sisa 14 bermakna mendapatkan kebahagiaan/kesenangan selalu.
  • Sisa 15 bermakna sering mengalami kesusahan, keadaan buruk serta banyak problem.
  • Sisa 16 bermakna memperoleh kebahagiaan dan kesenangan
Dalam perhitungan jodoh di bali ada beberapa istilah yang harus di ketahui terlebih dahulu:
  • Neptu : bobot angka tertentu yang dimiliki pada setiap hari nya.
  • Pancawara : nama dari sebuah pekan atau minggu yang terdiri dari 5 hari, dalam budaya Jawa dan Bali, yaitu : Paing, Pon, Wage dan Kliwon, Legi/Umanis.
  • Sadwara : nama dari sebuah pecan atau minggu yang terdiri dari 6 hari, yaitu: Tungleh, Aryang, Wurukung, Paniron, Was dan Mauluh.
  • Saptawara: nama dari sebuah pecan atau minggu yang terdiri dari 7 hari, yaitu : Minggu, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat dan Sabtu.
  • No wuku : bertemunya dua hari dalam sistem pancawara (pasaran) dan saptawara (pekan) menjadi satu, dimana masing masing mempunyai makna dan neptu tersendiri.
Mencari Sad Wara
Rumus sbb :
No. Wuku x 7 + No Sapta Wara : 6 jika hasilnya sisa 1 tungleh; sisa 2 aryang; sisa 3 wurukung; sisa 4 paniron; sisa 5 was; dan bila terbagi habis maulu


Langkah-langkah Mencari Wuku
  • Tentukan tanggal, bulan dan tahun kelahiran seseorang yang akan dicari wukunya
  • Bulan kelahiran dikurangi dengan angka satu, lalu dikali dengan angka empat.Ingat, Bulan kelahiran dirubah menjadi angka. Misalnya, bulan february menjadi 2, bulan maret menjadi 3, bulan september menjadi 9 dst.
  • Tanggal kelahiran dibagi dengan angka tujuh. Jika hasilnya adalah bilangan pecahan, seperti 2,7 maka dibulatkan menjadi 3. (rubah menjadi yang paling mendekati bilangan bulat)
  • Cari angka dalam tabel berdasarkan tahun kelahiran Anda dibawah ini, lalu jumlahkan (ditambah) dengan hasil yang telah Anda dapatkan diatas tadi.
Jika nilainya lebih besar dari 30, maka nilai tersebut harus dikurangi dengan angka 30. Jika ternyata lebih kecil dari 30 maka tidak perlu
dikurangi.



 

Contoh aplikasi perhitungan jodoh antara Ara Komara dan Hani Herlina
Hasil Perhitungan
 


Ara Komara
Tgl. Lahir: Senin Pahing, 3 Maret 1997    
Hani Herlina
Tgl. Lahir: Jumat Pon, 14 Maret 1997

1. Metode Jawa 
  • Jumlahkan neptu Hari dan pasaran antara Laki laki dan perempuan
L = Senin + Pahing = 4 + 9 = 13
P = Jumat + Pon = 6 + 7 = 13
P + L = 13 + 13 = 26
  • Hasil penjumlahannya di bagi 10, cocokan nilai sisanya pada table C
26 : 10 = sisa 6
Sisa 6 = Bumi Kapethak = banyak mengalami kesedihan, tetapi tabah dan pekerja keras.
 hasil : banyak mengalami kesedihan

2. Metode Sunda 
  • Hitung nama laki laki dan perempuan dengan kode huruf Ha na ca ra ka yang ada di table
Ara Komara = A + Ra + Ka + Ma + Ra = 0 + 4 + 5 + 16 + 4 = 29
Hani Herlina = Ha + Na + Ha + Ra + La + Na = 1 + 2 + 1 + 10 + 2 = 16
29 + 16 = 45
  • Hasil penjumlahan nya di bagi 7, dan cocokan sisanya dengan tabel
45:7 = sisa 3 ( tunggal kasemi = kurang baik)
  • Jumlahkan kode hari laki laki dan perempuan
Senin + Jumat = 4 + 6 = 10
  • Jumlahkan tempat tinggal Laki laki dan perempuan berdasarkan kode huruf seperti nama.
L = Ciamis = Ca + A + Ma + Sa = 3 + 0 + 16 + 8 = 27
P = Buniseuri = Ba + Na + Sa + Ra = 18 + 2 + 8 + 4 = 32
L + P = 27 + 32 = 55
  • Jumlahkan hasil 2 langkah tadi, kemudian bagi 7 dan lihat sisanya
10 + 55 = 65
65:7 = sisa 2 Lumbung Gumilang (kurang baik)
hasil : kurang baik

3. Metode Bali 
  • Cocokan hari lahir Laki laki dan perempuan dengan data di atas
Senin + Jumat = Yuana (senang)
  • Gabungan neptu pancawara dan saptawara L dan P di bagi 5, lihat sisanya
L = Senin + pahing = 4 + 9 = 13
P = Jumat + Pon = 6 + 7 = 13
13 + 13 = 26
26:5 = sisa 1 (Sri = Banyak rezeki)
  • Jumlah neptu pancawara dan saptawara L dan P dibagi 4, lihat sisanya
Hasilnya sama dengan data sebelumnya maka 26:4 = sisa 2 (PATI = banyak anak)
  • Jumlah neptu pancawara dan saptawara masing masing di bagi 9 kemudian cocokan hasilnya
L = 13:9 = sisa 4
P = 13:9 = sisa 4
4 dan 4 artinya sering sakit
  • Jumlah pancawara + sadwara + saptawara kemudian di bagi 16, lihat sisanya.
L = Pahing + Mauluh + Senin = 9 + 3 + 4 = 16
P = Pon + Urukung + Jumat = 7 + 5 + 6 = 18
16 + 18 = 34, 34:16 = sisa 2 (Durlaba, rezeki seret tapi suka melancong)
hasil : senang, banyak rezeki, banyak anak, sering sakit, durlaba.
 
Bahas Perbedaan:

 

Kesimpulan:
Matematika banyak digunakan di dalam kehidupan masyarakat bahkan sejak zaman dahulu, salah satunya dalam budaya Jawa, Sunda dan Bali, matematika digunakan untuk melakukan perhitungan perempuan dan laki laki yang akan menikah. 

Perbedaan ketiganya terletak pada hasil perhitungan dan aspek yang di hitung, di Jawa aspek yang dihitung hanya hari lahir dan pasaran atau disebut juga weton, hasilnya pun hanya melalui satu perhitungan, di Sunda ada 3 aspek yang di hitung yakni Nama pasangan dan tempat tinggal yang dicocokan dengan kode huruf ha-na-ca-ra-ka (aksara Sunda) serta hari lahir keduanya, di Bali ada 3 aspek yang dihitung yakni Pancawara, Sadwara dan Saptawara, tapi perhitungan nya melalui 5 hal berbeda.
 
Perhitungan di atas sifatnya budaya, artinya (kembalikan kepada pembaca) boleh di percaya boleh tidak, penulis menulis essay ini bukan untuk mengajarkan meramal dan lain sebagainya, ini hanya perbandingan bahwa di budaya zaman dahulu ilmu matematika digunakan untuk menghitung nasib 
passangan perempuan dan laki laki.
 
Saran/ harapan:
Dalam essay ini ada banyak kekurangan, salah satunya adalah penulis kesulitan menemukan alasan alasan mengapa perhitungan nya bisa sedemikian rupa, misalnya mengapa hari hari memiliki kode tertentu dan lain sebagainya, selain itu metode perhitungan bali yang cukup rumit mungkin bisa saja mengalami kesalahan karna kurang nya sumber, maka dari itu penulis berharap, pembaca dapat mengembangkan essay ini dengan memperoleh lebih banyak sumber dan melengkapi kekurangan dalam essay ini.
Dikirim Oleh : Tantri Masitoh
tantri.masitoh@gmail.com 

Daftar Pustaka:
Dwijendra, Priyashiva Akasha. (2011) Ramalan Primbon Jawa dan Sejarahnya [online]. Tersedia: http://www.peramaltarot.com/2011/07/ramalan-primbon-jawa-dan-sejarahnya.html [03 Mei 2016]
Nung In, Pakdhe. (2015) Primbon Jodoh berdasarkan Weton [online]. Tersedia:
http://www.primbonbahasajawa.com/2015/05/primbon-jodoh-berdasar-weton.html [03 Mei 2016]
Wijaksana, I ketut darma. (2014) Ramalan jodoh Berdasarkan Wewaran Bali [online]. Tersedia: http://mgmplampung.blogspot.co.id/2014/11/ramalan-jodoh-berdasarkan-wewaran-bali.html [03 Mei 2016]

This Is The Oldest Page

FloMath: Inspiring of Mathematic
EmoticonEmoticon